[Lirik dan Terjemahan] Rokudenashi - Hana Utakata (Bunga yang Fana) / Ephemeral Bloom

Hana Utakata (Ephemeral Bloom)
Rokudenashi
Lyricist: Natsunose
Composer: Natsunose
Release: 2025.02.05

KANJI
Furigana: Off
ROMAJI
INDONESIA
わたしきみ花泡沫はなうたかた 明滅めいめつるアベリア
きるるにるなにかは
ばせばゆめだとづいた
つむぎだすこころのメロディが「わたしなくても問題もんだいない」
なんてなげきだすえたがる朝夏夜あさかよる
いつかおとずれる奇跡きせきびる
てどもこころ仇桜あだざくら
わたしきみ花泡沫はなうたかた 明滅めいめつるアベリア
きるるにるなにかをせられたのなら
それらをただあいんでみたいな
ひとみうつりながむ軒先のきさき あふすアノマリー
いまぼし 過去かこうつく
ふゆのようなこころいたやさしい花火はなびこえすらうわずる
おとひび
わたしきみ花泡沫はなうたかた 明滅めいめつくアベリア
きるるにるなにかは
きみがすでにくれたの
わたしきみ花泡沫はなうたかた 明滅めいめつぶアベリア
きるるにるなにかをせられたのなら
それらをただあいんでみたいな
まだきみおもすんだ
またわらいあえるといいな
かがや朝夏夜あさかよる

Watashi kimi hana utakata, meimetsu chiru aberia
Ikiruru ni taru nanika wa
Te wo nobaseba yume da to kizuita
Tsumugidasu kokoro no merodi ga “Watashi wa inakute mo mondai nai”
Nante nagekidasu, kietagaru asa ka yoru
Itsuka otozureru kiseki wo machiwabiru
Matedomo kokoro wa ada zakura de
Watashi kimi hana utakata, meimetsu chiru aberia
Ikiruru ni taru nanika wo dakiyoserareta no nara
Sorera wo tada ai to yonde mitai na
Hitomi utsurinagamu nokisaki, afuredasu anomarii
Ima wa iteboshi, kako wa utsukushi
Fuyu no you na kokoro ni saita yasashii hanabi ni koe sura uwazuru
Oto ga hibiku
Watashi kimi hana utakata, meimetsu saku aberia
Ikiruru ni taru nanika wa
Kimi ga sude ni kureta no
Watashi kimi hana utakata, meimetsu tobu aberia
Ikiruru ni taru nanika wo dakiyoserareta no nara
Sorera wo tada ai to yonde mitai na
Mada kimi wo omoidasu nda
Mata warai aeru to ii na
Kagayaku asa ka yoru

Aku, kau, dan bunga yang fana, bagaikan abelia yang berpendar lalu berguguran.
Segala sesuatu yang membuat hidup ini berarti,
Aku menyadari itu adalah mimpi saat kucoba meraihnya.
Melodi yang terlahir dari hatiku berkata, “Tak mengapa jika aku tiada.”
Merintih di pagi, musim panas, dan malam yang ingin sirna.
Menanti keajaiban yang suatu saat akan tiba,
Namun hati ini seperti bunga sakura yang berguguran.
Aku, kau, dan bunga yang fana, bagaikan abelia yang berpendar lalu berguguran.
Jika aku bisa merangkul sesuatu yang membuat hidup ini berarti,
Maka aku ingin menyebutnya sebagai cinta.
Di teras yang memantulkan bayangan mataku, keanehan pun tumpah ruah.
Kini, bintang membeku, sedangkan masa lalu tetap indah.
Di hati yang dingin, bagai musim dingin, mekarlah kembang api yang lembut,
Suaranya pun menggema.
Aku, kau, dan bunga yang fana, bagaikan abelia yang berpendar lalu bermekaran.
Segala sesuatu yang membuat hidup ini berarti,
Telah kau berikan padaku.
Aku, kau, dan bunga yang fana, bagaikan abelia yang berpendar lalu beterbangan.
Jika aku bisa merangkul sesuatu yang membuat hidup ini berarti,
Maka aku ingin menyebutnya sebagai cinta.
Aku masih mengingatmu.
Aku berharap kita bisa tersenyum bersama lagi,
Di pagi, musim panas yang berbinar.

Note:
Pada tanggal 5 Februari 2025, Rokudenashi merilis lagu yang berjudul “花波沫”
(Hana Utakata), Secara harfiah, judul ini dapat diterjemahkan sebagai “Bunga
yang Fana” atau “Buih Bunga”, mengisyaratkan kefanaan dan kerapuhan sesuatu
yang indah.
Lagu ini mengangkat tema tentang kehidupan dan perasaan manusia yang rapuh,
bagaikan bunga yang hanya mekar sekejap sebelum akhirnya gugur. Dalam
liriknya, menggunakan metafora bunga abelia yang berpendar lalu memudar. Dalam
budaya Jepang, bunga abelia (hanatsukubaneutsugi – 花衝羽根空木) melambangkan
kesederhanaan dan kerendahan hati. Selain itu, dengan kelopaknya yang
berjumlah lima dan berwarna putih, abelia sering kali dihubungkan dengan
simbol bintang, yang semakin memperkaya makna dalam lagu ini.
Melalui pilihan kata yang puitis, Rokudenashi menggambarkan bagaimana sesuatu
yang indah seperti bunga dapat layu seiring berjalannya waktu, mengingatkan
kita bahwa kebahagiaan dan kesedihan adalah bagian dari kehidupan yang harus
diterima dengan lapang dada.
Makna Lirik
Beberapa baris lirik yang mencerminkan makna tersebut antara lain:
私君花泡沫 明滅散るアベリア
Watashi kimi hana utakata, meimetsu chiru aberia
(Aku, kau, dan bunga yang fana, bagaikan abelia yang berpendar lalu
berguguran.)
“Bagian ini menggambarkan hubungan manusia yang, seperti bunga, memiliki
keindahan namun juga berakhir pada waktunya. Ada unsur harapan dan kesedihan
yang tercermin dalam setiap baitnya, memberikan nuansa emosional yang mendalam
bagi pendengar.”
紡ぎだす心のメロディが「私は居なくても問題ない」
Tsumugidasu kokoro no merodi ga “Watashi wa inakute mo mondai nai”
(Melodi yang terlahir dari hatiku berkata, “Tak mengapa jika aku tiada.”)
“Lirik ini mencerminkan perasaan seseorang yang merasa dirinya tidak memiliki
arti bagi dunia atau orang lain, namun tetap berharap akan adanya keajaiban
yang bisa membawa kebahagiaan.”
生きるるに足るなにかを抱き寄せられたのならそれらをただ愛と呼んでみたいな
Ikiruru ni taru nanika wo dakiyoserareta no nara sorera wo tada ai to yonde
mitai na
(Jika aku bisa merangkul sesuatu yang membuat hidup ini berarti, maka aku
ingin menyebutnya sebagai cinta.)
“Lirik ini menunjukkan keinginan seseorang untuk menemukan makna dalam
hidupnya, yang sering kali diidentifikasi dengan cinta. Namun, sama seperti
bunga yang akan layu, cinta pun bisa berakhir atau berubah seiring waktu.”
Kesimpulan
“Hana Utakata” adalah lagu yang penuh dengan simbolisme dan emosi mendalam.
Dengan menggunakan metafora bunga dan kefanaan, Rokudenashi berhasil
menyampaikan bagaimana sesuatu yang indah bisa bersifat sementara, namun tetap
memiliki arti yang besar dalam hidup seseorang. Liriknya yang puitis serta
nuansa musik yang melankolis menjadikan lagu ini sebagai karya yang menyentuh
hati para pendengar.
Rokudenashi – Hana Utakata【Official YouTube Topic】